Pemilu Serentak 2024 di Indonesia Akan Digelar Secara Online- Ini Rincian dan Tantangan yang Dihadapi

-

Pemilu Serentak 2024 di Indonesia Akan Digelar Secara Online- Ini Rincian dan Tantangan yang Dihadapi

Setiap lima tahun, Indonesia mengadakan pemilihan umum serentak yang melibatkan pemilihan presiden dan anggota DPR dan DPRD. Namun wabah COVID-19 yang sedang berlangsung di Indonesia telah memaksa pemerintah untuk membuat rencana baru untuk menjadi tuan rumah pemilu pada tahun 2024. Pemungutan suara online adalah salah satu opsi yang disarankan. Tapi mungkinkah Indonesia menjadi tuan rumah pemilu online yang efektif? Ini adalah beberapa hal spesifik dan kesulitan yang akan ditimbulkan oleh voting internet di Indonesia.

Pemerintah Indonesia harus terlebih dahulu memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke teknologi modern. Pada tahun 2021, hanya 18,3 persen rumah di Indonesia yang memiliki akses internet dengan kecepatan 10 megabit per detik atau lebih cepat, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu, pemilu online Indonesia akan menghadapi masalah infrastruktur teknologi yang signifikan. Dengan bantuan program pembangunan jaringan internet nasional Palapa Ring, pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan infrastruktur teknologi negara.

Penguatan akses internet di seluruh Indonesia menjadi tujuan Palapa Ring, program pengembangan jaringan internet nasional dengan potensi belanja Rp. 27 triliun. Pemerintah juga memasang internet satelit di tempat-tempat yang sulit dijangkau melalui jaringan kabel sebagai upaya meningkatkan konektivitas internet di masyarakat pedesaan. Program ini dimaksudkan untuk memperluas akses teknologi dan mempermudah penyelenggaraan pemilu secara daring.

Keamanan data pemilih menjadi kesulitan berikutnya. Informasi pemilih akan disimpan di server selama pemilihan online. Data pemilih dengan demikian rentan terhadap pencurian data dan serangan siber. Pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa sistem penyimpanan data aman dan memiliki pengamanan data yang diperlukan. Pencurian atau perusakan informasi pemilih oleh pihak yang ceroboh berpotensi merusak integritas pemilu dan meragukan validitas hasilnya.

Keamanan jaringan juga harus diperhitungkan. Karena jaringan internet Indonesia sangat rentan terhadap peretas, legitimasi pemilu online mungkin berada dalam bahaya. Jaringan internet dan sistem keamanan yang digunakan untuk pemilu online di Indonesia harus memiliki perlindungan keamanan yang memadai, menurut pemerintah Indonesia.

Keamanan dan pemantauan adalah kesulitan lain. Pengawas pemilu sangat penting untuk menjaga integritas pemilu selama pemungutan suara luring. Namun, keamanan dan pemantauan menjadi lebih sulit dengan pemilu online. Pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa langkah-langkah keamanan dan kontrol yang dilakukan dapat mencegah kecurangan dan menjamin integritas pemilu secara keseluruhan.

Kesiapan masyarakat untuk pemilu online menjadi tantangan terakhir. Mayoritas masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan pemilu luring, padahal pemilu daring telah dilaksanakan di sejumlah negara, termasuk Estonia. Pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa pemilih mengetahui cara memberikan suara mereka dalam pemilihan online dan harus menawarkan bantuan teknis kepada mereka yang membutuhkannya. Pemerintah juga harus memastikan bahwa masyarakat sadar akan dampak pemungutan suara online dan pentingnya melindungi informasi pribadi mereka.

Di sisi lain, ada keuntungan dari pemilu online. Pemungutan suara melalui internet dapat mempercepat proses penghitungan suara dan menurunkan biaya pemilu. Selain itu, pemungutan suara melalui internet dapat meningkatkan partisipasi pemilih, terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan atau memiliki mobilitas terbatas.

Kesimpulannya, ada sejumlah kendala signifikan yang harus diatasi oleh pemilu serentak online 2024 di Indonesia, antara lain masalah infrastruktur teknologi, keamanan data, pengawasan, dan kesiapan masyarakat. Meskipun demikian, melalui program Palapa Ring dan inisiatif lainnya, pemerintah Indonesia telah bekerja untuk meningkatkan infrastruktur teknologi dan keamanan data negara. Pemerintah juga harus mengatasi masalah teknis dan keamanan terkait pemilu online, serta memastikan masyarakat mengetahuinya dan siap menghadapinya. Oleh karena itu, menyelenggarakan pemilu secara online dapat menjadi pilihan yang layak dan efisien untuk dilakukan di Indonesia.

        Referensi:

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Between Market Freedom and Socio-Economic Risks is Neoliberalism

-
Neoliberalism is a school of thought in economics that supports free markets and personal gain. There are a few points to take into account before adopting this viewpoint as the only one, despite the fact that it may seem favourable to some. Neoliberalism holds that markets shouldn't be subject to onerous regulations or government interference. Neoliberalists think that the greatest approach to guarantee effectiveness and wealth is through free competition. They thought that by getting rid of regulations, the market would find its own equilibrium and deliver the best results for society. Neoliberalism does, however, have some unfavourable effects that are frequently disregarded. First, unbridled competition frequently results in monopolies and oligopolies, in which a small number of dominant companies dominate the market and stifle competition. As a result, costs can go up and there might be less innovation. Second, because economic advantages frequently go to a small number of the...
Read more

The Harsh Reality of Post-Pandemic Indonesia: Unemployment and Poverty Levels Reach Alarming Heights"

-
The COVID-19 epidemic, which has been plaguing the world since early 2020, has had an impact on both the global economy and the health sector. After the COVID-19 outbreak, Indonesia's economic position deteriorated rapidly, with unemployment and poverty posing grave concerns to the well-being of the populace. The World Bank had estimated that Indonesia's economic growth would be approximately 5.1% in 2020, however, it later lowered its estimate to to be around -1.6% owing to the COVID-19 pandemic. In fact, according to the World Bank, the COVID-19 epidemic will raise unemployment by 2.8 million people in 2020. According to data from the Central Statistical Agency (BPS), Indonesia's unemployment rate in February 2021 was 7.1 million, or roughly 6.26%. Compared to the prior year, when it was only 5.28%, this number grew. The main factors contributing to the high unemployment rate are the slowdown in economic activity and corporate layoffs. Together with unemployment, Indonesi...
Read more

Timeless Treasures: Exploring the Beauty of Eternal Wonders

-
In a world that is constantly changing, evolving, and progressing, there are certain things that remain untouched by the relentless march of time. These timeless treasures, whether they be natural wonders, cultural artifacts, or human achievements, continue to captivate the hearts and minds of people across generations. Join us on a journey to explore the enchanting world of things that have never been devoured by time's hungry maw. The Pyramids of Giza As you step onto the vast desert sands of Egypt, you are immediately struck by the awe-inspiring grandeur of the Pyramids of Giza. These majestic structures have stood for over 4,500 years, defying the relentless erosion of time. Constructed as tombs for pharaohs, the Pyramids serve as a testament to the ingenuity and architectural prowess of the ancient Egyptians. The Great Pyramid, built for Pharaoh Khufu, is the largest and most renowned of the three pyramids. Its precise alignment and the mystery surrounding its construction con...
Read more